Nov 26, 2010

Brunei

BRUNEI

Negara kecil dengan penduduk hanya 400rb saja tapi terkenal kaya, dan dipimpin seorang Sultan (Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar 'Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien) fiuhhhhh.....cape dehhh...!
Bayangan pertama saat mau kesana kepikiran negara dengan kota yang megah lebih megah dari Singapore atau KL, bahkan denger cerita kalau kubah masjidnya aja dari emas.

Persiapan.
Tapi sebelum berangkat kesana ternyata harus lewati mekanisme yang ribet, dari harus MCU di RS di Tj. Priok sana (MCU nya abal2 lagi he..he..), terus ngurus KTKLN bersama2 TKI yang lain (*fiuh..baru tahu ternyata perlakuan TKI sejak dari Indonesia aja dah gak bagus "kasian euy")
sambil nunggu2 visa yang katanya satu bulan baru kelar.
Perjalanan ke BGP Brunei (CNIPC).
19 Juni 2010 berangkat dari Jkt menuju Brunei dengan Royal Brunei, memakan waktu sekitar 2 jam an, begitu nyampek di Brunei dapet sedikit masalah dengan petugas bandara gara2 agent di Jkt kagak kasih kita visa ke kita.
Perasaan saat sampai di Bandara biasa saja, gak ada bagusnya juga tuh Bandara, cenderung sepi malah, di luar seperti biasa dah ada yang jemput pake sedan mewah cuy...wew!!!! (Brunei banget pikir gua!!)
Dari bandara kita di antar ke Hotel Garand City untuk menginap semalam sebelum besoknya ke kantor BGP.
Karena koordinasi yang gak jelas besoknya kita harus pindah hotel ke Traders Inn, dan selama seminggu bolak -balik ke tempat kerja di daerah Labi-Bandar yang kalau pake mobil ditempuh sekitar 2 jam (Ini karena ternyata camp di site belum jadi)

Bicara tentang Kota Bandar Ibukota Brunei ternyata jauh dari yang ada di pikiranku sebelumnya, kotanya kecil, sepi gak lebih rame dari Balikpapan, Mall cuma ada dua yaitu Gadong Mall dan Yayasan.
Gak ada gedung pencakar langit, bangunan paling tinggi mungkin cuma 4-5 lantai (katanya sih bangunan disini gak boleh lebih tinggi dari Masjid)



Kalau cari angkutan umum di Brunei sangat susah, itu juga menjawab kenapa semua orang Brunei harus punya mobil, kalau di lihat satu rumah bisa ada lebih dari 5 mobil terparkir (Fiuhh emang negara kaya!!), dan ini gak kenal ama pekerjaan seseorang, perumpamaannya biar seorang pembantu atau pegawai rendahan mereka punya mobil)
Satu lagi orang Brunei sangat sopan dalam berkendaraan, gak pernah ada sepanjang jalan atau selama saya di Brunei, orang membunyikan klakson mobil, biar lagi macet, nah terus kalau mau belok bila dilihat dari jauh ada mobil, mereka akan berhenti dulu dan memberi jalan mobil tersebut (Biar mobilnya bisa dibilang masih jauh)
Kendaraan roda dua jarang sekali terlihat, gua cuma pernah sekali lihat orang naik sepeda motor.
Tapi ngomong-ngomong saya juga lihat Bus Damri di Brunei katanya sih jurusan Pontianak-Serawak-(Kuala Belait) Brunei.
Kalau dari penduduknya yah gak jauh beda dengan Indonesia, namanya juga satu rumpun, bahasa melayu meraka bahkan lebih Indonesia logatnya daripada bahasa melayu orang Malaysia.
Kalau denger radio lagu2 Indonesia juga yang sering diputar (paling sering denger Kangen Band, ST 12 ama Wali)
Saat juga berkesempatan mengunjungi beberapa RS dari yang di Kuala Belait, Tutong, dan RIPAS (Raja Istri Pangeran Anak Saleha) Bandar.
Pertama datang sih sering ketawa sendiri dengan tulisan2 yang ada, soalnya kalau di telingan Indonesia kadang terdengar lucu.

Saya bekerja di daerah Labi, Sg. Merangking sekitar 2 jam dari Bandar, kondisinya lebih banyak daerah berawa dan hutan, jarak satu rumah dengan rumah lain kadang sangat jauh, serasa di pedalaman dah.
Rumah mereka kebanyakan di bangun panggung dan terbuat dari kayu (Mirip di Kalimantan).
Karena daerah berawa di sungai2  masih banyak di temui Buaya dan ular pastinya.

Pertama lihat camp di areal tempat kerja terasa gak asing, soalnya ngingetin bener kayak di BHP Billiton Maruwai Project, bangunan di buat dari terpal, karyawan semuanya dari Indonesia, kecuali driver (Brunei ama India), jadi perasaan gak kayak di negara orang.


Untungnya kita dapet fasilitas tinggal di container ber AC (he..he.., soalnya di Brunei panas bener) kalau gak tambah gosong tar kulit :-)
cuma agak bikin dongkol biar negara kaya di Brunei daerah tempat kerja kita sering mati lampu, dan tanpa pemberitahuan pastinya.
Seberapa makmur sebenernya Brunei itu pikir saya?, kalau dilihat dari daerah yang kecil dengan penduduk yang sedikit, SDA minyak yang banyak, tentu GDP nya tinggi.


dibandingkan dengan Indonesia masalah kemakmuran, di Brunei sekolah gratis, biaya berobat murah cuma B$1 untuk sekali berobat termasuk obat, bagi yang bekerja untuk kerajaan atau bahasa kita PNS nya lah, mereka akan dapat bantuan untuk punya rumah dan mobil.
saya juga dengar dari orang Brunei, kalau mereka menulis surat ke sultan dan bilang mereka kesusahan maka Sultan akan memberi mereka sekitar B$1000, begitu juga bagi para muallaf (mereka yang baru masuk Islam).
Tapi dengan kondisi makmur seperti ini, ada satu yang saya sesalkan, dari beberapa anak muda yang saya temui mereka banyak yang tidak melanjutkan sekolah sampai jenjang perguruan, alasannya tentunya bukan soal biaya kayak di Indonesia, tapi karena mereka tidak mampu (fiuhh..padahal di Indonesia banyak anak pinter gak bisa sekolah karena gak ada biaya).

Untuk rekan2 di Brunei: Ibu Siput, Rokayah, Norzasaidah (Ida), Norzazelina, Saratini Lisa, Sarati Lisa, Alay, Fahmi, Sahrul, Pak Idris, Pak sam, all driver, Indon crew (Pak maru, sanggam , amir, choky, dedy, adit, donna, dan semuanya gua lupa namanya satu-satu he..he..(i will miss u)


 -2010-









6 comments:

Anonymous said...

bikin ngiler aja cerita lo bhud, kapan ya gw ke luar negeri wkwkwkwkwk........

Budi said...

ayo us, jalan sama2 tahun depan, kamu kan dah ada passport sekarang!

ery_minrifatillah said...

Aku pingin banget kerja d Brunei tapi gak tau caranya.... share dong mas :)

Budi said...

@Ery: maksudnya kerja apa neh mbak?? sebagai tenaga prof, PRT atau yang lainnya.
setahu saya sih orang brunei emang suka sama orang indonesia karena rajin2, tapi kalau mau kerja di sektor pemerintahannya kayaknya harus dah lama menetap di brunei dulu.

sapto said...

unbelievable, I'm inside the photo
thank you boss budi :)

Unknown said...

Aq pengen kerja d sana